SEKOLAH LAPANG GEMPA BUMI DAN TSUNAMI HALMAHERA BARAT

  Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) telah mengadakan Sekolah Lapangan tentang Gempa Bumi dan Tsunami di Kabupaten Halmahera Barat, Maluku Utara. Ini adalah upaya kontribusi untuk mempersiapkan pedoman mitigasi tsunami guna meningkatkan keselamatan. Kegiatan ini berpusat di Aula Baikole Kantor Bupati Halmahera Barat, Jailolo, pada hari Selasa, tanggal 12 September 2023. Anggota Komisi V DPR RI, Irine Yusiana Roba Putri, S.Sos., MComn&MediaSt secara resmi membuka Sekolah Lapangan tentang Gempa Bumi dan Tsunami ini. Acara diawali oleh beberapa sambutan, dimulai oleh laporan ketua pelaksana dan sekaligus Kepala Stasiun Geofisika Kelas III Ternate, Andri Wijaya Bidang, S.Si., M.Si. Kegiatan Sekolah Lapangan Gempa Bumi dan Tsunami ini berlangsung dari tanggal 12 hingga 13 September 2023, diikuti oleh 50 peserta dari berbagai instansi dan masyarakat. Kepala BMKG yang diwakili oleh Plt. Deputi Bidang Geofisika BMKG, Hanif Andi Nugraha, S.Si., M.T. menyampaikan harapan agar pemerintah daerah, masyarakat, maupun pihak swasta bekerja sama meningkatkan kapabilitasnya agar peduli dan siap untuk merespon tanda-tanda bahaya alam, sama baiknya dengan memahami peringatan dini resmi. Anggota Komisi V DPR RI, Irine Yusiana Roba Putri, S.Sos., MComn&MediaSt., menambahkan bahwa Halbar dipilih sebagai lokasi kegiatan Sekolah Lapangan Gempa Bumi dan Tsunami Tahun 2023 karena wilayah ini rawan terhadap gempa bumi di Maluku Utara. Zubair Latif, S.H. mengungkapkan apresiasi dan terima kasih kepada BMKG atas pelaksanaan kegiatan ini di Halmahera Barat, terutama mengingat bencana gempa bumi pada tahun 2015. Dia berharap kegiatan ini bermanfaat dalam rangka mitigasi bencana yang harus tetap diwaspadai. Pada sesi wawancara, Kepala Kantor BMKG Wilayah IV Makassar, Irwan Slamet, ST, M.Si. menjelaskan bahwa tujuan kegiatan ini adalah untuk memberikan edukasi kepada masyarakat tentang mitigasi bencana gempa bumi dan tsunami. Dia berharap praktik dari kegiatan ini dapat disebarkan kepada masyarakat sekitar.

  Pada hari pertama setelah pembukaan, kegiatan dimulai dengan pemberian materi tentang kesiapsiagaan menghadapi gempa bumi dan tsunami. Materi ini mencakup langkah-langkah yang harus diambil sebelum, selama, dan setelah terjadinya gempa bumi, serta langkah-langkah respons terhadap gempa bumi yang dapat memicu tsunami. Selanjutnya, para peserta diberikan pemahaman tentang kriteria atau indikator yang digunakan untuk menentukan kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi potensi tsunami, dengan mengacu pada pedoman dari IOC-UNESCO. Peserta juga dilatih untuk mengidentifikasi sumber daya yang tersedia di wilayah mereka dalam menghadapi ancaman gempa bumi dan tsunami. Pada hari kedua, peserta melakukan susur jalur untuk mengenal lokasi jalur evakuasi yang harus diikuti jika terjadi tsunami. Setelah itu, mereka berkumpul di Aula Hotel d’Hoek, Jailolo, untuk melaksanakan Table Top Exercise. Kegiatan ini bertujuan untuk melatih kesiapsiagaan baik masyarakat maupun instansi dalam menghadapi gempa bumi dan tsunami melalui simulasi. Peserta menunjukkan antusiasme yang tinggi dalam mengikuti Sekolah Lapangan Gempa Bumi dan Tsunami ini. Harapannya, peserta dapat menjelaskan dan menyebarkan informasi yang mereka peroleh selama kegiatan ini ke lingkungan mereka masing-masing.